Pengaruh Dosa dan Maksiat
by. abu riyadl
Allah Ta;ala mnciptakan Jin dan Manusia tidak lain untuk beribadah kepadaNya.. Namun sebagian besar dari kedua makhluk ini perbuatannya sangat bertolak belakang dari tujuan mereka diciptakan,, bisa jadi karena kurangnya rasa khosyah (takut) kepada Allah Ta'ala, ini semua karena jauh dari ilmu dan senantiasa memperturutkan hawa nafsu... terjadilah maksiat dan kufur nikmat atas apa yang telah Allah karuniakan kepada kita. padahal maksiat tersebut jangan dikira tak ada hitungannya dihadapan Allah ketika hari pembalasan..
Maka sebelum hari pembalasan itu Allah Ta'ala telah memberi warning didunia sebelum pembalasan Akhirat. yang mana perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat tersebut mempunyai pengaruh buruk
terhadap hati, badan, dunia serta akhirat seseorang. Di antara pengaruh
buruk tersebut adalah :
1. Terhalang mendapatkan ilmu.
Karena Ilmu adalah cahaya yang menyinari hati seseorang, adapun maksiat merupakan pemadam cahaya tersebut. Oleh karena itu, seorang yang bergelimang dengan maksit akan hilang cahaya dari ilmunya.
Diceritakan pada suatu hari Imam Syafi'I pernah merasakan hafalannya sedikit berkurang dari hari-hari biasanya. Kemudian beliau mengeluhkan hal tersebut kepada gurunya, Waqi', Imam Syafi'I berkata:
شَكَوْتُ إِلىَ وَكِيْع سُوْءَ حِفْظِيْ فَأَرْشَدَنِيْ إِلىَ تَرْكِ الْمَعَاصِيْ
وَقاَلَ: اِعْلَمْ بِأَنَّ الْعِلْمَ فَضْلٌ وَفَضْلُ اللهِ لاَ يُؤْتاَهُ عَاصِيْ
Aku mengeluhkan kepada Waqi' akan buruknya hafalanku
Maka dia membimbingku untuk meninggalkan maksiat
Dia berkara: "Ketahuilah bahwasannya ilmu adalah keutamaan
Dan keutamaan Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.
2. Sulit mendapat rizki.
Pada zaman yang sudah renta ini, banyak manusia yang mengeluhkan akan sulitnya memperoleh rizki. Mereka sama sekali tidak memperhatikan sebab mengapa ia sulit mendapatkan harta untuk biaya hidup sehari-hari. Ketahuilah! bahwa diantara penyebab seorang sulit mendapatkan rizki dari Allah adalah karena maksiat dan dosa yang senantiasa ia kerjakan, bukan semata-mata hanya karena kesalahan usaha atau pekerjaan yang ia geluti, tetapi bisa jadi penyebabnya adalah maksiat dan dosa, syirik, khurafat, bid'ah, dzalim, ghibah dan berbagai maksiat dan dosa lainnya.
Di dalam Musnad disebutkan:
(( إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ ))
"Sesungguhnya seorang hamba diharamkan memperoleh rizki disebabkan dosa yang ia kerjakan" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
mungkin kita bertanya mengapa sebagian Ahli maksiat justrumendapatkan kekayaan yang melimpah didunia? ketahuilah wahai saudaraku... sesungguhnya itu merupakan istidroj dari Allah.. mereka di beri kenikmatan sementara didunia agar semakin lalai dari Akhirat dan akhirnya kenikmatan dunia itu menjadi bumerang yang sangat melukai diakhiratnya kelak, atau bahkan terkadang sebagian mereka merasakan perihnya jatuh dari nikmat itu ketika didunia. naudzubillah min dzalik.
1. Terhalang mendapatkan ilmu.
Karena Ilmu adalah cahaya yang menyinari hati seseorang, adapun maksiat merupakan pemadam cahaya tersebut. Oleh karena itu, seorang yang bergelimang dengan maksit akan hilang cahaya dari ilmunya.
Diceritakan pada suatu hari Imam Syafi'I pernah merasakan hafalannya sedikit berkurang dari hari-hari biasanya. Kemudian beliau mengeluhkan hal tersebut kepada gurunya, Waqi', Imam Syafi'I berkata:
شَكَوْتُ إِلىَ وَكِيْع سُوْءَ حِفْظِيْ فَأَرْشَدَنِيْ إِلىَ تَرْكِ الْمَعَاصِيْ
وَقاَلَ: اِعْلَمْ بِأَنَّ الْعِلْمَ فَضْلٌ وَفَضْلُ اللهِ لاَ يُؤْتاَهُ عَاصِيْ
Aku mengeluhkan kepada Waqi' akan buruknya hafalanku
Maka dia membimbingku untuk meninggalkan maksiat
Dia berkara: "Ketahuilah bahwasannya ilmu adalah keutamaan
Dan keutamaan Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.
2. Sulit mendapat rizki.
Pada zaman yang sudah renta ini, banyak manusia yang mengeluhkan akan sulitnya memperoleh rizki. Mereka sama sekali tidak memperhatikan sebab mengapa ia sulit mendapatkan harta untuk biaya hidup sehari-hari. Ketahuilah! bahwa diantara penyebab seorang sulit mendapatkan rizki dari Allah adalah karena maksiat dan dosa yang senantiasa ia kerjakan, bukan semata-mata hanya karena kesalahan usaha atau pekerjaan yang ia geluti, tetapi bisa jadi penyebabnya adalah maksiat dan dosa, syirik, khurafat, bid'ah, dzalim, ghibah dan berbagai maksiat dan dosa lainnya.
Di dalam Musnad disebutkan:
(( إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ ))
"Sesungguhnya seorang hamba diharamkan memperoleh rizki disebabkan dosa yang ia kerjakan" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
mungkin kita bertanya mengapa sebagian Ahli maksiat justrumendapatkan kekayaan yang melimpah didunia? ketahuilah wahai saudaraku... sesungguhnya itu merupakan istidroj dari Allah.. mereka di beri kenikmatan sementara didunia agar semakin lalai dari Akhirat dan akhirnya kenikmatan dunia itu menjadi bumerang yang sangat melukai diakhiratnya kelak, atau bahkan terkadang sebagian mereka merasakan perihnya jatuh dari nikmat itu ketika didunia. naudzubillah min dzalik.
3.Dosa dan maksiat dapat melemahkan hati dan badan.
Ia dikarenakan jika itu terus berlarut-larut dibiarkan tanpa ada usaha untuk menanggulanginya dengan taubat nashuha, maka hati tersebut akan semakin sakit dan terus bertambah parah hingga mati tidak dapat menerima hidayah dan petunjuk dari Allah.
Adapun maksiat dan dosa dapat melemahkan badan, karena seorang mukmin sumber kekuatannya adalah dari dalam hatinya. ketika hatinya kuat dan selalu disirami dengan amalan shalih, maka akan semakin kuat pula badannya. Seorang yang ahli maksiat, walaupun badannya kuat, pada kenyataannya ia adalah seorang yang paling lemah ketika menghadapi ujian dan cobaan.
Coba lihat bangsa adi daya Persia dan Romawi, tubuh mereka kuat, pasukan mereka lengkap, juga dibekali dengan senjata dan kendaraan yang canggih. Akan tetapi kekuatan mereka tersebut hanya menyebabkan mereka tertipu, sehingga dapat ditaklukkan dan dikuasai oleh kaum muslimin, namun sebaliknya sekarang kaum muslimin telah lemah oleh akibat dosa yg mereka kerjakan.
4.Sulit mengerjakan ketaatan kepada Allah.
Seorang yang berbuat maksiat akan kehilangan banyak sekali pintu-pintu ketaatan, satu ketaatan akan lepas, ketaatan yang lain lagi akan tertutup, amalan shalih akan sulit dikerjakan dan seterusnya ia kehilangan banyak sekali pintu-pintu ketaatan kepada Allah. Maka seorang yang berbuat maksiat ibarat seorang yang menyantap makanan yang dapat menyebabkan sakit yang berkepanjangan. Ketika ia telah menderita sakit tersebut, ia sama sekali tidak bisa merasakan nikmatnya makanan yang dihidangkan kepadanya padahal makanan tersebut sangat nikmat.
5. dosa dan maksiat merupakan sebab utama turunnya kehinaan.
Allah berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا
"Barangsiapa menghendaki memperoleh kemuliaan, maka kamuliaan itu hanya milik Allah seluruhnya" (QS. Fathir: 10)
Maka seorang yang ingin mendapat kemulian harus dengan menjalankan ketaatan kepada Allah, baik ucapan atau perbuatan. Dan sebaliknya seorang yang selalu berbuat kemaksiatan ia sama sekali tidak akan mendapat kemuliaan dari Allah bahkan kehinaanlah yang akan ia peroleh, di dunia ataupun di akhirat.
Hendaklah kita berdoa kepada Allah sebagaimana doa yang ucapkan para salafus shalih, mereka berdoa:
اللَّهُمَّ أَعِزَّنِيْ بِطَاعَتِكَ , وَلاَ تَذُلَّنِيْ بِمَعْصِيَتِك
"Ya Allah ! Muliakanlah diriku dengan menjalankan ketaatan kepada-Mu dan janganlah engkau hinakanku dengan bermaksiat kepada-Mu"
Abdullah bin Mubarok pernah berkata:
رَأَيْتُ الذُّنُوْبَ تُمِيْتُ الْقُلُوْبَوَقَدْ يُوْرِثُ الذُّلَّ إِدْمَانُهَا
وَتَرْكُ الذُّنُوْب حَيَاةُ الْقُلُوْب وَخَيْرٌ لِنَفْسِكَ عِصْيَانُهَا
"Aku memandang bahwa dosa akan mematikan hati
dan bergelimang di dalamnya adalah sumber kehinaan
meninggalkan dosa adalah sebab hidupnya hati
dan menjauhinya adalah kunci kebaikan bagi jiwa".
Dosa dan maksiat melenyapkan kenikmatan dan menggantinya dengan kesengsaraan.
Tidak ada satu nikmat pun yang hilang dari genggaman seseorang kecuali disebabkan karena dosa dan maksiat yang ia kerjakan, dan juga tidak ada satupun penderitaan yang menimpa seseorang kecuali hal tersebut karena dosa yang selalu ia kerjakan.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
"Dan tidaklah ada satu musibahpun yang menimpamu kecuali karena ulah tangan-tanganmu sendiri" (QS. Asy-Syuraa: 30)
yaitu disebabkan dosa dan maksiat yang dikerjakan oleh tangan-tangan mereka.
terhalang mendapatkan keutamaan doa Rasul dan doa para malaikat.
Ia dikarenakan jika itu terus berlarut-larut dibiarkan tanpa ada usaha untuk menanggulanginya dengan taubat nashuha, maka hati tersebut akan semakin sakit dan terus bertambah parah hingga mati tidak dapat menerima hidayah dan petunjuk dari Allah.
Adapun maksiat dan dosa dapat melemahkan badan, karena seorang mukmin sumber kekuatannya adalah dari dalam hatinya. ketika hatinya kuat dan selalu disirami dengan amalan shalih, maka akan semakin kuat pula badannya. Seorang yang ahli maksiat, walaupun badannya kuat, pada kenyataannya ia adalah seorang yang paling lemah ketika menghadapi ujian dan cobaan.
Coba lihat bangsa adi daya Persia dan Romawi, tubuh mereka kuat, pasukan mereka lengkap, juga dibekali dengan senjata dan kendaraan yang canggih. Akan tetapi kekuatan mereka tersebut hanya menyebabkan mereka tertipu, sehingga dapat ditaklukkan dan dikuasai oleh kaum muslimin, namun sebaliknya sekarang kaum muslimin telah lemah oleh akibat dosa yg mereka kerjakan.
4.Sulit mengerjakan ketaatan kepada Allah.
Seorang yang berbuat maksiat akan kehilangan banyak sekali pintu-pintu ketaatan, satu ketaatan akan lepas, ketaatan yang lain lagi akan tertutup, amalan shalih akan sulit dikerjakan dan seterusnya ia kehilangan banyak sekali pintu-pintu ketaatan kepada Allah. Maka seorang yang berbuat maksiat ibarat seorang yang menyantap makanan yang dapat menyebabkan sakit yang berkepanjangan. Ketika ia telah menderita sakit tersebut, ia sama sekali tidak bisa merasakan nikmatnya makanan yang dihidangkan kepadanya padahal makanan tersebut sangat nikmat.
5. dosa dan maksiat merupakan sebab utama turunnya kehinaan.
Allah berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا
"Barangsiapa menghendaki memperoleh kemuliaan, maka kamuliaan itu hanya milik Allah seluruhnya" (QS. Fathir: 10)
Maka seorang yang ingin mendapat kemulian harus dengan menjalankan ketaatan kepada Allah, baik ucapan atau perbuatan. Dan sebaliknya seorang yang selalu berbuat kemaksiatan ia sama sekali tidak akan mendapat kemuliaan dari Allah bahkan kehinaanlah yang akan ia peroleh, di dunia ataupun di akhirat.
Hendaklah kita berdoa kepada Allah sebagaimana doa yang ucapkan para salafus shalih, mereka berdoa:
اللَّهُمَّ أَعِزَّنِيْ بِطَاعَتِكَ , وَلاَ تَذُلَّنِيْ بِمَعْصِيَتِك
"Ya Allah ! Muliakanlah diriku dengan menjalankan ketaatan kepada-Mu dan janganlah engkau hinakanku dengan bermaksiat kepada-Mu"
Abdullah bin Mubarok pernah berkata:
رَأَيْتُ الذُّنُوْبَ تُمِيْتُ الْقُلُوْبَوَقَدْ يُوْرِثُ الذُّلَّ إِدْمَانُهَا
وَتَرْكُ الذُّنُوْب حَيَاةُ الْقُلُوْب وَخَيْرٌ لِنَفْسِكَ عِصْيَانُهَا
"Aku memandang bahwa dosa akan mematikan hati
dan bergelimang di dalamnya adalah sumber kehinaan
meninggalkan dosa adalah sebab hidupnya hati
dan menjauhinya adalah kunci kebaikan bagi jiwa".
Dosa dan maksiat melenyapkan kenikmatan dan menggantinya dengan kesengsaraan.
Tidak ada satu nikmat pun yang hilang dari genggaman seseorang kecuali disebabkan karena dosa dan maksiat yang ia kerjakan, dan juga tidak ada satupun penderitaan yang menimpa seseorang kecuali hal tersebut karena dosa yang selalu ia kerjakan.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
"Dan tidaklah ada satu musibahpun yang menimpamu kecuali karena ulah tangan-tanganmu sendiri" (QS. Asy-Syuraa: 30)
yaitu disebabkan dosa dan maksiat yang dikerjakan oleh tangan-tangan mereka.
terhalang mendapatkan keutamaan doa Rasul dan doa para malaikat.
6.Dosa dan maksiat dapat mengurangi umur dan melenyapkan keberkahannya.
Seorang yang berbuat kebaikan akan senantisa diberkahi di setiap hal yang ia kerjakan, dan sebaliknya, berbuat dosa dan maksiat tidak akan pernah mendapat keberkahan diumurnya atau di segala hal yang ia kerjakan.
seorang yang senantiasa berbuat maksiat akan di berikan penutup hitam di dalam hatinya.
Rasulullah bersabda:
(( إِنَّ الْمُؤْمِنَ، إِذَا أَذْنَبَ ذَنْباً، نُكِتَ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةً سَوْدَاءَ. فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صَقِلَ قَلْبُهُ . فَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبُهُ . فَذَلِكَ الرَّان الَّذِيْ ذَكَرَهُ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ [ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَاكَانُوْا يَكْسِبُوْنَ] المطففين: 44 )).
"Sesungguhnya seorang mukmin ketika berbuat suatu dosa, akan diberikan satu titik hitam dalam hatinya, jika dia bertaudbat, meninggalkan dosanya dan meminta ampunan kepada Allah, maka hilanglah titik hitam tersebut dari hatinya. Dan jika bertambah dosanya bertambah pula titik hitam tersebut samapai tertutuplah hati tersebut dengan noda hitam. Dan itu adalah Ar-raan (penutup) yang disebutkan dalam firman Allah: "Sekali-kalil tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutupi hati mereka" QS. Al Muthaffifin: 44. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Marilah wahai saudaraku..
Bersegeralah bertaubat kpd Allah sebelum ajal menjemputmu..
Seorang yang berbuat kebaikan akan senantisa diberkahi di setiap hal yang ia kerjakan, dan sebaliknya, berbuat dosa dan maksiat tidak akan pernah mendapat keberkahan diumurnya atau di segala hal yang ia kerjakan.
seorang yang senantiasa berbuat maksiat akan di berikan penutup hitam di dalam hatinya.
Rasulullah bersabda:
(( إِنَّ الْمُؤْمِنَ، إِذَا أَذْنَبَ ذَنْباً، نُكِتَ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةً سَوْدَاءَ. فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صَقِلَ قَلْبُهُ . فَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبُهُ . فَذَلِكَ الرَّان الَّذِيْ ذَكَرَهُ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ [ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَاكَانُوْا يَكْسِبُوْنَ] المطففين: 44 )).
"Sesungguhnya seorang mukmin ketika berbuat suatu dosa, akan diberikan satu titik hitam dalam hatinya, jika dia bertaudbat, meninggalkan dosanya dan meminta ampunan kepada Allah, maka hilanglah titik hitam tersebut dari hatinya. Dan jika bertambah dosanya bertambah pula titik hitam tersebut samapai tertutuplah hati tersebut dengan noda hitam. Dan itu adalah Ar-raan (penutup) yang disebutkan dalam firman Allah: "Sekali-kalil tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutupi hati mereka" QS. Al Muthaffifin: 44. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Marilah wahai saudaraku..
Bersegeralah bertaubat kpd Allah sebelum ajal menjemputmu..
Jazakallahukhairan
BalasHapusAllah Maha Maha Besar
BalasHapusAllah Maha Maha Besar
BalasHapus