MENCARI MALAM LAILATUL QADAR
Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan
kepada para hamba-Nya masa-masa kebaikan yang di dalamnya Allah Ta'ala
melipatgandakan pahala, mengangkat derajat, dan menghapus keburukan-keburukan yang ada pada mereka. Di
antara masa-masa tersebut adalah bulan Ramadhan, bulan yang dimuliakan
dari bulan-bulan selainnya. Di dalam bulan ini juga terdapat satu malam yang
mulia, seorang muslim diperintahkan untuk bersungguh-sungguh dalam mencarinya
kemudian mengisinya dengan amal-amal ketaatan. Malam yang
mulia tersebut adalah malam Lailatul Qadar.
·
Definisi Malam
Lailatul Qadar
Malam
ini dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilai dan keutamaannya di sisi
Allah Subhanahu wata’ala. Juga, karena pada
saat itu ditentukan ajal, rizki, dan selainnya selama satu tahun yang akan
datang.
·
Ada apa di Malam Lailatul
Qadar?
Malam ini memiliki keutamaan
yang sangat banyak di antaranya adalah:
1.
Pada malam ini para malaikat
turun dari langit ke bumi. Mereka turun dengan membawa kebaikan, keberkahan, rahmat,
dan keamanan. Berada di barisan paling depan
adalah Ar-Ruhul Amin yaitu malaikat Jibril mahluk termulia di
antara para malaikat
Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
] تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ
فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِّنْ كُلِّ أَمْر.ٍ سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ
الْفَجْرِ [
“Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Q.S : Al-Qadar: 4-5).
2.
Pada malam yang mulia ini
dahulu diturunkan permulaan Al-Qur’an
sebagai petunjuk dan penjelas bagi umat manusia serta pembeda antara yang haq
dan yang bathil. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
]
إِنَّآ
أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ [
Artinya : “Sesungguhnya
kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah
yang memberi peringatan. “( Q.S Ad-Dukhan : 3).
Allah
Subhanahu wata’ala juga berfirman:
]شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ [
Artinya:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Q.S Al-Baqarah : 185)
Ibnu Abbas radhiallhu
‘anhu berkata “Allah
Subhanahu
wata’ala menurunkan Al-Qur`an keseluruhannya secara sekaligus dari Lauhul
Mahfudz ke Baitul `izzah (Langit Pertama) pada malam lailatul Qadar. Kemudian
diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam
selama 23 tahun sesuai dengan konteks berbagai peristiwa.“
3.
Malam ini diliputi
keselamatan dan keamanan dari permulaannya hingga terbitnya fajar.
] سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ [
“Malam itu (penuh) kesejahteraan
sampai terbit fajar.”( Q.S : Al-Qadar: 5).
4.
Ditetapkan di dalamnya semua
urusan untuk setahun setelahnya.
] فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ [
“Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh kebijaksanaan.” (Q.S Ad-Dukhan: 4)
5.
Ibadah yang dilakukan di
dalamnya lebih baik dari seribu bulan.
Allah Subhanahu
wata’ala
berfirman:
]وَمَآ
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌمِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
[
“Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."(QS : Al-Qadar 2-3)
Maksud malam ini
lebih baik dari seribu bulan adalah bahwa mengisinya dengan ibadah-ibadah
ketaatan seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur`an , dzikir, do`a, dan
sebagainya sama dengan beribadah selama
seribu bulan pada bulan-bulan yang di dalamnya tidak terdapat malam Lailatul Qadar.
6.
Orang yang berdiri untuk
mengerjakan shalat pada malam ini dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari
Allah Subhanahu wata’ala maka akan diampuni
kesalahan-kesalahannya yang telah berlalu berupa dosa-dosa kecil .
Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam
bersabda:
((مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدَرِ إِيْمَانًا و احْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ))
”Barang
siapa yang berdiri (untuk shalat malam) pada malam Lailatul Qadar dengan iman
dan mengharap pahala maka akan dihapus dosa-dosa yang telah lalu.” ( H.R Bukhari dan Muslim)
7.
Do’a yang dipanjatkan pada
malam tersebut akan dikabulkan.
Dari ’Aisyah
رضي الله عنهاbahwa beliau berkata: Aku
bertanya: Wahai Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam: Menurut Anda apa yang aku
katakan Jika aku mengetahui kapan malam Lailatul Qadar?. Beliau Shalallhu
alaihi wasalam menjawab: Berdo’alah:
((اللَّهُمَّ إِنَّكَّ عَفُوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّيْ))
“Wahai
Allah sesungguhnya Engkau maha Pemberi maaf
, suka memaafkan, maka maafkanlah
aku.” (H.R
Tirmidzi : 3513)
· Waktu Lailatul Qadar
Para Ulama berbeda pendapat
dalam penetapan kapan terjadinya malam Lailatul Qadar . Pendapat yang rajih
adalah pendapat yang menyebutkan bahwa ia jatuh di malam-malam ganjil pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hal tersebut ditunjukkan oleh hadits
`Aisyah رضي
الله عنها dimana beliau menceritakan : Rasulullah
Shalallhu alaihi wasalam selalu bangun pada sepuluh malam terakhir pada bulan
Ramadhan seraya bersabda: “Dapatkanlah ( dalam sebuah riwayat disebutkan :
“Carilah ) Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan. Jika seorang hamba tidak mampu, maka jangan sampai tertinggal untuk
mengejarnya pada tujuh malam terakhir.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Ibnu Umar رضي الله عنهماjuga berkata: Rasulullah Shalallhu
alaihi wasalam pernah bersabda:
((اِلْتَمِسُوْهَا
فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ فَإِنْ ضَعُفَ أَحُدُكُمْ أَوْ عَجِزَ فَلاَ
يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي))
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir. Jika
salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah, maka hendaklah ia tidak
ketinggalan untuk mengejarnya pada tujuh
malam yang tersisa.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Ringkasnya,
hendaknya seorang muslim mencari Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu malam kedua puluh satu, dua puluh
tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan. Dan jika dia
tidak mampu atau lemah untuk mengejarnya pada malam-malan ganjil terakhir, maka
hendaklah dia mengejarnya pada malam-malam ganjil yang tersisa dari tujuh malam
terakhir, yaitu malam kedua puluh lima , dua puluh tujuh, dan dua puluh
sembilan . Wallahu A`lam.
·
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Sungguh Rasulullah
Shalallhu alaihi wasalam telah memberikan gambaran tentang tanda-tanda malam Lailatul Qadar ini. Hal ini sebagaimana
yang beliau Shalallhu alaihi wasalam sampaikan di beberapa haditsnya, di antaranya
adalah:
Dari `Ubay radhiallhu
‘anhu dia bercerita, Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam telah bersabda :
((صَبِيْحَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ
الشَّمْسُ لاَ شُعَاعَ لَهَا, كَأَنَّهَا طِسْتٌ حَتَّى تَرْفَعَ.))
Artinya : “Pagi hari
(setelah) malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar (menyilaukan) yang
menyinarinya, seakan-akan ia bejana sehingga naik". (H.R
Muslim)
Beliau Shalallhu alaihi
wasalam juga bersabda:
((لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ,
طَلِقَةٌ, لاَ حَارَةٌ, وَ لاَ بَارِدَةٌ , تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيْحَتَهَا
ضَعِيْفَةً حَمْرَاءَ))
Artinya : “Lailatul Qadar
merupakan malam penuh kelembutan, cerah, tidak panas dan tidak pula dingin, d
imana matahari pada pagi harinya tampak lemah kemerahan.” (H.R Ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah, Al-Bazzar dengan sanad yang hasan).
·
Kiat- Kiat Meraih Lailatul
Qadar
Wahai saudaraku,
ketahuilah! Pahala ibadah seorang hamba akan dilipatgandakan disebabkan tiga perkara, salah satunya adalah
apabila ibadah tersebut dikerjakan pada waktu yang mulia. Di antara waktu-waktu
mulia tersebut adalah malam Lailatul Qadar. Setelah kita mengetahui keutamaan,
waktu, dan tanda-tanda Lailatul Qadar, maka apa yang sepantasnya kita perbuat
untuk mendapatkannya? Tentu kita akan berbuat sebagaimana yang telah
dicontohkan panutan kita Rasulullah Shalallhu
alaihi wasalam.
Beliau Shalallhu
alaihi wasalam apabila akan memasuki sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan
maka beliau Shalallhu alaihi wasalam semakin bersungguh-sungguh dalam
ibadahnya. Di antara bentuk kesungguhan beliau Shalallhu alaihi wasalam. adalah melaksanakan i’tikaf untuk berkonsentrasi dalam beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu
wata’ala
pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan tersebut.
Dari ’Aisyah رضي الله عنها,
ia berkata:
((كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ Shalallhu alaihi wasalam
إِذَا
دَخَلَ الْعَشْرُ, أَيْ: اَلْعَشْرُ اْلأَخِيْرَةُ مِنْ رَمَضَانَ شَدَّ
مِئْزَرَهُ, وَ أَحْيَا لَيَلَهُ, وَ أَيْقَظَ أَهْلَهَ))
Artinya: “Dahulu
Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam apabila telah memasuki sepuluh malam
terakhir dari bulan Ramadhan maka beliau mengencangkan
sarungnya, menghidupkan malamnya, dan
membangunkan keluarganya.” (H.R Bukhari dan Muslim).
Beliau Shalallhu
alaihi wasalam juga bercerita:
((أَنَّ
النَّبِيَّ Shalallhu alaihi wasalam كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِيْرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى
تَوَفَّاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ))
Artinya: “Bahwasanya
Nabi Shalallhu alaihi wasalam dahulu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir
Ramadhan hingga Allah mewafatkannya.” (H.R Bukhari dan Muslim)
Dari
dua hadits di atas maka kita dapat mengambil kesimpulan akan keistimewaan
sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul
Qadar:
1.
Rasulullah Shalallhu alaihi
wasalam bersungguh-sungguh dalam mengisi malam-malam tersebut daripada waktu
sebelumnya. Dan sungguh-sungguh di sini tidak terbatas pada satu ibadah saja
akan tetapi mencakup semua jenis ibadah, baik shalat, membaca Al-Qur’an,
berdzikir, shadaqah, maupun selainnya, namun yang sangat ditekankan adalah
shalat malam.
2.
Beliau Shalallhu alaihi
wasalam membangunkan keluarganya pada malam-malam tersebut untuk mengerjakan
shalat dan ibadah-ibadah yang lain karena semangat dalam mengisi waktu-waktu
yang mulia ini. Karena waktu-waktu tersebut adalah ghanimah yang tidak
sepantasnya bagi seorang muslim yang berakal untuk menyia-nyiakannya.
3.
Beliau Shalallhu alaihi
wasalam beri’tikaf pada sepuluh malam ini untuk mengambil manfaat dengan
memusatkan perhatian dalam beribadah kepada Allah Subhanahu
wata’ala, dan menikmati kelezatan dalam
bermunajat kepada Allah Subhanahu wata’ala, serta menjauhkan
diri dari apa-apa yang menyibukannya berupa urusan-urusan dunia.
4.
Diharapkan terjadinya
Lailatul Qadar pada malam-malam ini karena kemuliannya melebihi malam-malam
selainnya dalam satu tahun. Maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk
mencarinya pada sepuluh malam tersebut sehingga dia diberi taufik untuk
memperolehnya sehingga ia memperoleh
kebaikan yang melimpah.
Wahai saudaraku,
setelah kita mengetahui sikap kekasih kita
Rasulullah Shalallhu alaihi wasalam dalam mencapai kemulian malam ini
maka pantaslah bagi kita untuk mengikutinya dengan bersungguh dalam mengisinya
dengan ibadah terutama shalat malam.
Orang yang tidak mendapatkan malam yang penuh
berkah ini, berarti dia telah dihalangi
dari semua kebaikan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk
menghidupkan Lailatul Qadar dengan penuh
keimanan dan mengharapkan pahala dari-Nya. Jika kita dapat mengisi malam
tersebut dengan amalan-amal shalih, niscaya Allah Subhanahu
wata’ala
akan memberikan ampunan kepada kita atas dosa-dosa yang terdahulu. Rasulullah Shalallhu
alaihi wasalam bersabda :“Barang siapa yang berdiri (untuk shalat malam)
pada malam Lailatul Qadar karena iman
dan mengharap pahala maka akan dihapus dosa-dosa yang telah lalu”. (Muttafaqun
‘Alaih)
Selain itu, kita
juga dianjurkan untuk memperbanyak do’a di bawah ini pada malam tersebut
((اللَّهُمَّ
إِنَّكَّ عَفُوٌ
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ))
“Wahai
Allah sesungguhnya Engkau maha Pemberi maaf
, suka memaafkan, maka maafkanlah
aku.”
(HR At-Tirmidzi)
Oleh karena itu,
marilah kita berusaha untuk menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan
beribadah kepada Alloh Subhanahu wata’ala. Dan kita ajak
keluarga kita untuk bersama-sama mengerjakan ibadah dalam rangka mendekatkan
diri kepada Alloh Subhanahu wata’ala.
Harapan kita, semoga Allah Subhanahu
wata’ala
memudahkan kita dalam menemui keutamaan di malam yang kemuliannya melebihi seribu bulan
ini. Amiin yaa Rabbal ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar