Selasa, 25 Desember 2012

waktu adalah emas

Engkau  adalah Hari-Harimu.


Waktu memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan manusia, gerak gerik mereka tidak pernah lepas dari proses perputaran waktu. Di dalam waktulah semua aktifitas  yang baik maupun yang buruk terjadi.
Barangsiapa yang memperhatikan kehidupan manusia di alam ini niscaya ia akan menjumpai tiga kelompok manusia dalam menyikapi urgensitas waktu.




Kelompok 1 :  mereka ini adalah mayoritas manusia, yaitu tidak pernah terlintas dalam benak mereka akan pentingnya nilai waktu. Mereka juga tidak ambil pusing akan bahaya meremehkannya. Hal ini menyebabkan mereka tenggelam dalam kesia-sian hingga ajal datang, sedang mereka tidak memiliki bekal yang cukup untuk berjumpa dengan Rabb-nya. Mereka lalu berpindah ke dalam dimensi kehidupan lain yang belum pernah dirasakan sebelumnya dalam keadaan hina-dina penuh penyesalan dan kerugian.
Allah Ta'ala menggambarkan penyesalan orang-orang yang waktu di dunianya berlalu tanpa ketaatan ketika ajal datang menjemput:

} حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ {

“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata: "Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Kelompok 2 : mereka mengetahui nilai penting waktu akan tetapi mereka ditimpa futur sindrom (penyakit lemah semangat) dan kemalasan dalam memanfaatkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang mati sering  semangatnya dalam beramal.

kelompok ke 3 adalah : mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang urgensi waktu dan nilai umur mereka. Mereka adalah orang yang memiliki semangat  tinggi dan keinginan membaja dalam mengisi waktu dan umur untuk ketaatan kepada Allah Ta'ala .

Rasulullah Shallallâhu 'Alaihi Wasallam  bersabda:
((اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ, حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ, وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقْمِكَ, وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ, وَشَبَابِكَ قَبْلَ هَرْمِكَ, وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ))
“Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya: masa hidupmu sebelum masa matimu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa mudamu sebelum masa tuamu dan masa cukupmu sebelum masa fakirmu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’(1077))

Generasi salaf (pendahulu umat ini) telah memberikan contoh kongkrit dalam memanfaatkan nilai-nilai waktu. Waktu bagi mereka laksana mutiara berharga yang harus dijaga tanpa disia-siakan.

Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Sungguh aku telah berjumpa dengan beberapa kaum (para shahabat Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam ), mereka sangat bersemangat dalam menjaga waktu-waktu mereka melebihi semangat kalian dalam menjaga harta benda kalian.”

Dalam kesempatan yang lain beliau menuturkan:

 “Wahai anak Adam! Sesungguhnya engkau adalah hari-harimu. Bila hilang salah satu harimu hilang sebagian dirimu.”

Ibnu Uqail Al-Hanbali berkata: “Sesungguhnya aku tidak menghalalkan bagi diriku untuk menyia-nyiakan sesaatpun dari umurku.”

Suatu saat Amr bin Abdu Qais melewati sekumpulan manusia yang sedang berleha-leha. Mereka lalu mengajaknya untuk duduk bersama, maka ia menjawab: “Tahanlah matahari dari peredarannya agar aku dapat bercakap-cakap dengan kalian.”

Inilah di antara untaian hikmah yang keluar dari lisan-lisan mereka, semuanya menunjukan betapa berharganya waktu di sisi mereka.

Semoga ulasan singkat ini dapat menambah semangat kita dalam memanfaatkan waktu yg hanya sebatas umur kita ini untuk hal hal yg bermanfaat..

 بَارَكَ اللّهُ فِيْكُمْ

3 komentar: