Rabu, 26 Oktober 2011

Pemilik Pohon Kurma


Pemilik Pohon Kurma

Oleh : Abu Riyadl Nurcholis,Lc

            Setiap kita tentu ingin memiliki sebuah simpanan, yang mungkin dapat kita gunakan pada saat membutuhkannya. Demikianlah tabiat manusia. Akan tetapi bila kita cermati, ternyata semua simpanan tersebut bersifat sementara, seiring nafas yang tersisa dalam dada. Padahal kita telah mengerahkan seluruh fikiran dan tenaga guna mewujudkannya.

            Sebenarnya ada sebuah tabungan yang mudah untuk kita wujudkan, hanya saja terkadang berat bagi kita untuk melaksanakannya dengan istiqomah. Ia adalah Dzikrullah (mengingat Allah).  Mungkin ia hanya beberapa kata, namun ia merupakan investasi yang menguntungkan disisi Allah subhanahuwata'ala . Sebagaimana yang disebutkan  dalam sebuah hadits tentang balasan bagi orang yang berdzikir:
عن جابر عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " من قال سبحان الله العظيم وبحمده غرست له نخلة في الجنة".

            Dari Jabir radhiallahu 'anhu dari Nabi shalallahu 'alaihi wasalam bersabda : " Barang siapa yang berkata :" Subhanallahil adzim wa bi hamdihi"( maha suci Allah yang maha agung dan segala puji baginya ) maka akan ditanamkan untuknya  sebatang pohon korma disurga" [ HR Ibnu Hibban dan Tirmidzi. Dan dishohihkan Al Albani].


            Sungguh luar biasa, betapa besar pahala yang didapat. Bisnis yang tak perlu modal. Tentu sangat merugi bila kita terluput dari pohon-pohon korma tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku! kita akan dapat menikmatinya kelak ketika kita sangat membutuhkannya, karena hari Akhirat itu hari yang abadi, namun di alam tersebut tidak ada faedah dari  harta maupun  benda yang selama ini kita tumpuk.

            Sebenarnya keutamaan dzikrullah bukan hanya itu saja, disana masih ada keutamaan-keutamaan lain yang lebih besar dari itu, seperti  yang disebutkan oleh Ibnu Qoyyim rohimahullah dalam kitab Al waabil As-Shoib, beliau menyatakan lebih dari tujuh puluh manfaat dzikir, diantaranya adalah :

  1. Dzikir dapat membantu kita dalam bermuroqobah (merasa diawasi Allah), agar terhindar dari perbuatan maksiat, bahkan dapat membantu kita untuk mencapai keikhlasan dalam ibadah. Sedangkan keikhlasan merupakan kunci keselamatan. Sebagian Ulama' salaf  menuturkan: " Ikhlas sesaat merupakan keselamatan abadi, tetapi ikhlas itu sangatlah mahal".

  1. Allah subhanahuwata'ala akan menyebut nama pedzikir dihadapan para malaikat sebagai penghormatan bagi mereka. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah subhanahu wa ta'ala berkata: "

فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي وإن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خيرا منه
           
"Jika hambaku menyebut-Ku dalam kesendiriannya maka ia akan Ku-sebut dalam diri-Ku, dan apabila  ia sebut diri-Ku dihadapan manusia maka Aku akan sebut dirinya dihadapan makhluk yang lebih mulia (para malaikat)"  [HR Bukhori & Muslim]

  1. Memperbanyak dzikir dapat menghapus dosa, maka dengan demikian ia merupakan  amalan yang utama, karena kebaikan yang utama adalah yang  dapat menghapus keburukan.  Nabi shalallahu 'alaihi wasalam bersabda:

من قال في يوم وليلة سبحان الله وبحمده مائة مرة خطت عنه خطاياه وإن كانت مثل زبد البحر
"Barangsiapa  yang berkata pada tempo sehari semalam " subhanallahu wa bihamdihi"( maha suci Allah dan segala puju bagi-Nya) seratus kali maka akan dihapus darinya dosa-dosa walaupun sebanyak buih dilautan". [HR. Bukhori &Muslim]

  1. Dengan berdzikir maka seseorang dapat menjuhi kejahatan lisan, seperti ghibah, namimah, sombong, dusta, perkatan kotor dsb. Maka barang siapa sibuk dengan dzikir tentu lisannya jauh dari perkataan sia-sia, sehingga tergantikan dengan hal yang berfaedah. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :
من حسن إسلام المرء تركه ما لايعنيه
"Diantara tanda baiknya Islam seseorang yaitu dapat meninggakan setiap hal yang tidak bermanfaa"t. [ HR. Tirmidzi dan dishohihkan Al Albani]

  1. Dzikir merupkan salah satu sebab turunnya rohmat dan ketenangan jiwa dari Allah subhanahuwata'ala, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasalam : " Dan tidaklah suatu kaum berkumpul disuatu rumah dari rumah Allah dalam rangka membaca kitab Allah dan mempelajarinya kecuali akan diturunkan ketenangan dan rahmat kepada mereka" [HR. Bukhori & Muslim].

  1. Memperbanyak dzikir dapat menggantikan kedudukan amalan besar lainnya, yang mana bisa jadi amalan tersebut tidak dapat digantikan dengan amalan sunah lainnya. Dalam hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari shahabat Abu Hurairoh radhiallahu anhu :
Pada suatu hari sekumpulan fakir miskin Muhajirin mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam seraya berkata :" Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya itu mendapat derajat yang tinggi dan juga kenikmatan yang kekal disurga, padaha mereka mengerjakan shalat seperti yang kami lakukan dan mereka berpuasa seperti kami puasa, akan tetapi mereka memiliki harta yang lebih sehingga dapat menunaikan haji dan umroh, serta berjihad dijalanNya.
Maka mendengar keluhan itu , Rasullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda :"Maukah aku beri tahu kalian tentang amalan yang dapat menyeimbangi mereka dan orang setelah kalian, dan tidak ada seorangpun yang lebih baik dari apa yang akan kalian amalkan kecuali dapat mengerjakan lebih dari amalan tersebut". Maka serentak fakir miskin itu menjawab :" Tentu ya Rasulullah". Kemudian Rasulullah bersabda: " Maka hendaknya kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir disetiap selesai Shalat"  (HR. Bukhori)

  1. Banyak berdzikir akan menjadikan kita jauh dari sifat-sifat orang munafiq, karena diantara sifat mereka yaitu enggan untuk dzikrullah azzawajala, sebagaimana Firman-Nya :" Dan orang-orang munafiq itu tidak mau berdzikir kecuali hanya sedikit saja". ( An Nisa' : 142 ).

  1. Bahwa dzikir dapat menambahkan pada diri seorang muslim kekuatan akal maupun batin, bahkan kekuatan badan dalam menempuh kesulitan hidup, sebagaimana dikisahkan dalam suatu riwayat bahwa suatu hari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam mengajarkan kepada Faimah dan Ali radhiallahu anhuma ketika mereka mengeluhkan pekerjaan yang menumpuk dirumah, dan Fatimah meminta pembantu kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam agar dapat meringankan pekerjaan mereka berdua, maka beliau shalallahu 'alaihi wasalam mengajarkan kepada mereka berdua untuk membaca tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali sebelum beranjak keperaduan, kemudian beliau bersabda :
إنه خير لكما من خادم
 "Sesungguhnya Ia(dzikir) lebih baik untuk kalian berdua dari pada sekedar seorang pembantu".  [HR. Bukhori &Muslim]

            Tersirat dari hadits tersebut diatas bahwa kekuatan badan timbul dari  kekuatan hati, sehingga dengan kekuatan hati ini akan terasa ringan seluruh beban kehidupan, dan hal tersebut tidak akan diperoleh kecuali dengan dzikrullah azzawajalla.
  
Sebenarnya masih banyak faedah dan keutaman berdzikir, yang tidak dapat kami sebutkan seluruhnya. Adapun bentuk dzikrullah oleh ulama' dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
·        Bedzikir dengan menyebutkan Asma' dan sifat Allah Azza wajalla, atau memujinya dengan kalimat yang diajarkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam seperti : Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Lailaahaillallah.dsb.
·        Mempelajari nama dan sifat Allah subhanahu wa ta'ala dengan demikian seorang hamba dapat mengenal penciptanya, maka akan menjadikan dirinya selalu mengingat-Nya.
·        Mempelajari perintah dan larangan Allah, sehingga menjadikan seorang hamba semakin faham dengan perkara agama Islam, dengan demikian dalam hatinya akan selalu mengingat dan takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
·        Mengingat kenikmatan-kenikmatan dan karunia Allah subhanahu wa ta'ala yang telah dianugrahkan kepada kita, sehingga akan tambah rasa syukur kepada-Nya

Dzikir dapat dilakukan dengan hati maupun lisan dan dzikir yang paling utama adalah yang dapat menggabungkan antara hati dan lisan, adapun dzikir dengan hati lebih utama dari sekedar dzikir dengan lisan saja.

Semoga ulasan singkat ini dapat meningkatkan semangat kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla dengan meperbanyak dzikrullah, dan barang siapa yang bersungguh-sunguh dijalan-Nya niscaya akan dibukakan baginya pintu hidayah, dan  Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan mensia-siakan perbuatan hamba-Nya yang senantiasa ingat kepada-Nya. Wallahu a'lam bissowab.

Referensi:
Al wabil Assoib- Ibnu Qoyim
Al Bahru Roiq Fizuhdi wa Roqoiq- DR. Ahmad Farid
Syarh Hisnul Muslim- Majdi bin Abdulwahab Ahmad
                                                                                   

3 komentar: